MUST READ

Mengenal Beragam Jenis Box Subwoofer


Performa subwoofer dalam menghasilkan frekuensi rendah dan solid tentunya didukung dengan enclosure atau box. Nah, box subwoofer yang ada di mobil biasanya memiliki ukuran yang berbeda, disesuaikan dengan rekomendasi data teknis dari subwoofer tersebut. Namun masing-masing installer memiliki gaya berbeda dalam membuat desain box.
Box Subwoofer
Jika selama ini mengetahui jenis box subwoofer yang hanya itu-itu saja, ternyata terdiri dari berbagai jenis, yaitu sealed, ported (vented), free-air (infinite baffle), acoustic couple, aperiodic,reflex bandpass, dan labyrinth. Jelas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, tetapi jika diaplikasikan dengan benar maka akan memberikan performa yang maksimal.

Sealed

Box Sealed
Box jenis sealed biasanya tidak berlubang, pembuatannya mudah dan menggunakan kalkulasi volume untuk menghindari kesalahan. Box sealed dipercaya mampu memberikan gebukan bass yang halus dan respon yang tepat. Pecinta kosmetik biasanya menggunakan jenis ini berikut instalasi reverse mounted subwoofer atau posisi terbalik.
Kekurangan : efisiensi terbatas.

Ported (Vented)

Box Ported
Box jenis ported menggunakan lubang (port) yang berperan untuk memberikan output frekuensi rendah dan mengurangi distorsi. Udara di dalam box dikeluarkan seperti piston untuk memperbesar frekuensi pada subwoofer.
Kekurangan : ukuran yang relatif besar dan pembuatan yang sulit.

Free-Air (Infinite Baffle)

Free Air
Sebenarnya jenis free-air tidak menggunakan box, tetapi menggunakan ruang bagasi sebagai box. Biasanya digunakan pada kendaraan jenis sedan dan subwoofer diletakkan di dek belakang. Penggunaan jenis ini memiliki resonansi atau getaran sangat rendah.
Kekurangan : hasil suaranya yang terbatas.

Isobaric

Box Isobaric
Box jenis isobaric terdiri dari 2 unit subwoofer yang ditempel face to face serta ditopang 2 power juga dengan 1 sistem kabel yang berlawanan. Box isobaric berukuran sangat kecil dan memiliki distorsi yang rendah.
Kekurangan : karena ukuran yang kecil, maka efisiensi suara sangat kecil.

Acoustic Couple

Acoustic Couple
Box jenis acoustic couple terdiri dari 2 unit subwoofer dengan dipasangkan dalam 1 box. Box acoustic mudah dalam pembuatan untuk menentukan ukuran.
Kekurangan : bentuk yang lentur tanpa tambahan penguat, serta perbedaan output dari masing-masing subwoofer.

Aperiodic

Box Aperiodic
Box jenis aperiodic menggunakan selaput luar untuk memperkecil box dan meratakan impedansi yang keluar. Box aperiodic tidak memiliki ukuran yang pasti, dan respon sangat tipis.
Kekurangan : efisiensi suara yang rendah, dan memerlukan subwoofer yang besar. Pembuatannya sulit dan perlu tuning yang tepat.

Reflex Bandpass

Box Reflex Bandpass
Box jenis reflex bandpass terdiri dari 2 box dari sealed dan ported untuk mendapatkan frekuensi yang lebih rendah, karena semakin rendah akan semakin bagus. Bos reflex bandpass tidak memerlukan power yang berdaya besar.
Kekurangan : distorsi yang tinggi, ukuran relatif besar, serta pembuatan yang sulit.

Labyrinth

Box Labyrinth
Bos berjenis labyrinth memiliki sekat di dalamnya untuk memberikan output yang lebih maksimal pada frekuensi tertentu.
Kekurangan : sulit dalam pembuatan, ukuran besar yang tidak praktis.
 
sumber: Teks/edit/foto : GUNZ/DO/BosMobil-www

Tanda-Tanda Mobil Anda Harus Spooring dan Balancing

Keselarasan sudut dan keseimbangan roda dalam menopang beban kendaraan sangatlah penting untuk kenyamanan dan kestabilan kendaraan. Oleh karena itu, jangan anggap remeh masalah tersebut, karena bisa menimbulkan dampak negatif apabila mobil kondisi spooring-nya tidak baik. 

Efek yang terjadi adalah mobil menjadi tidak stabil dan tidak seimbang, terlebih pada kecepatan tinggi, mobil akan lebih susah dikendarai. Bagi pengemudi, kondisi tersebut akan menyebabkan cepat lelah dikarenakan kita harus lebih berkonsentrasi menyeimbangkan kemudi. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan Spooring dan Balancing pada kendaraan Anda.

Sebaiknya lakukan spooring dan balancing jika kendaraan Anda mengalami gejala-gejala pada seperti di bawah ini:
1. Getaran di roda kemudi,
2. Keausan ban yang tidak merata,
3. Roda kemudi lebih berat dari biasanya,
4. Roda kemudi tidak berputar kembali ke posisi semula, ketika kemudi dilepas setelah diputar ke salah satu sisi saat  sedang jalan,
5. Posisi roda kemudi tidak lurus meskipun kendaraan berjalan lurus,
6. Roda kemudi cenderung menarik ke salah satu sisi,
7. Roda kemudi susah dikendalikan saat melewati jalan tidak rata.

Lakukan pengecekan kondisi komponen kemudi dan kaki-kaki kendaraan agar hasil spooring dan balancing maksimal. Untuk mengantisipasi gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, lakukan perawatan berkala sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak Agen Pemegang Merek (APM). (Berbagai Sumber)


Pengetahuan Dasar tentang jenis-jenis Oli

Oli pada dasarnya dibagi 3 katagori: 
1. Oli mineral
oli yang di extract dr minyak bumi
2. Oli nabati
oli yg di extract dr tumbuh2an.
3. Oli sintetis
oli yg dibuat dr ikatan karbon sintetis.

Kelebihan dan Kekurangan oli berdasarkan bahan pembuatan:
Oli mineral, yg pada dasar nya dibuat dari bahan yg mudah terbakar. biasanya tidak tahan dgn suhu tinggi, ketahanannya rendah. oli mineral ini biasa dipakai sebagai 'base oil' dgn pertimbangan murah dan friendly atau bisa didaur ulang.

Oli nabati, minyak yg diambil dr jenis tumbuhan tertentu. Salah satunya dari tumbuhan "jarak" bahasa ilmiahnyanya : “CASTOR”

Jepang pernah memakai minyak jarak untuk dibuat oli pesawat terbang (jaman dulu masih pake propeller/baling2) yg notabene adalah mesin 2tak. CASTOR oil ini sanggup tahan sampai 22.000rpm dgn daya lumas yg tinggi. tp banyak kelemahan dari CASTOR ini: mudah mengental, tidak homogen dgn bahan bakar, suhu lebur yg tinggi, kerak yg ditimbulkan keras dan lengket/tidak mudah terurai.

Oli sintetis, minyak yg diramu/dibuat dengan bahan kimia untuk menghasilkan bahan pelumas. Semua kekurangan kedua jenis oli diatas dapat di reduksi sekecil-kecilnya. Kekurangannya: harganya mahal, hasil pembakaran/pemakaian menyebabkan kanker, karena proses extract bahannya biasanya memakai methanol, untuk diambil HC/ hidrocarbonnya (cairan yg licin kayak oli, memakai atom H/hidrogen & C/Carbon).

Oli ini biasa dicampur dgn mineral atau nabati, untuk menghasilkan komposisi yg mendekati sempurna. Oli racing yg sekarang beredar jenis tertentu ada yang 2 base oil. CASTOR dan ESTER. sedang yg menggunakan sintetis brati racing gadungan, hanya sedikit diatas oli biasa.

CASTOR lebih bagus disbanding oli jenis lain. Tapi  kekurangannya juga banyak, antara lain: 
  • Tidak untuk penggunaan pompa oli ( hrs campur tengki), karena oli ini peka terhadap suhu/mudah mengental suhu dingin dan encer pd suhu panas.
  • Tidak diperuntukkan mesin dengan pemakaian harian (rpm kdg rendah, kdg tinggi), krn bila rpm rendah, pembakaran kurang sempurna, kerak ny dapat mengunci ring piston.
  • Bensin yg telah dicampur oli tidak boleh disimpan. karena pada dasarnya CASTOR tidak homogen dengan HidroCarbon/bahan bakar. Oli jenis ini akan mengendap dan menjadi 'gum' kayak permen karet, tidak akan larut walau diaduk/kocok.


ESTER dibuat melalui proses extract minyak bunga. Performanya dibawah CASTOR, tapi lebih ramah untuk pengguna. ESTER homogen dengan Hidrocarbon, berarti bisa bercampur dengan segala jenis bahan bakar.
  • Kerak mudah dibersihkan.
  • Dapat menggunakan pompa oli, karena oli tersebut tidak terlalu peka dgn perubahan suhu.
  • Titik bekunya dan titik didihnya lebih baik di banding oli mineral, makanya sekarang semua oli racing menggunakan bahan dasar ini. 2T or 4T 
  • Ramah lingkungan dibanding oli sintetis













Tidak ada komentar:

back to top